pERsiK mAnIA

wELcoME in My bLoG...!!!

Jumat, 26 Februari 2010

Adakah Rasa Cinta...???(Revisi)

Oleh Khoirotin Nisa' IX A

“Bu,,ibu minum obat dulu ya…biar ibu cepet sembuh.Chaca’ sama ka’ Tia sayang banget sama ibu.Pengen banget ibu kayak dulu lagi”.ujar Chaca’ sama ibu.
Chaca’ memang anak yang tegar menghadapi pahitnya roda kehidupan yang ia jalani.Ia tinggal di sebuah kontrakan kecil yang sebenarnya tak layak lagi untuk disebut RUMAHKU SURGAKU.Setelah 2 bulan ayahnya pergi meninggalkan ibunya,kini ibunya terkuai lemah tak berdaya.

“Tia…jaga adikmu baik-baik ya…di dunia,ibu tinggal sebentar lagi.Kamu juga harus tegar menghadapi kehidupan.Percayalah tuhan selalu melindungi anak-anak ibu yang cantik-cantik ini”.ucap Bu Retno pada Tia dan Chaca’ sambil mengusap kedua kepala anaknya.

“Ibu engga’ boleh ngomong gitu.Tia sama Chaca’ pengen ibu sembuh.Ibu engga’ akan pergi dari kita”.ujar Tia.
“Engga’ sayang…ibu harus pergi.Jaga diri baik-baik ya,,ibu sayang sama kalian”.

Beberapa selang kemudian,Bu Retno menghembuskan nafas terakhirnya.

“Ibu…..”.teriak Tia dan Chaca’.
“Ibu…kenapa ibu ninggalin kita bu”.keluh Chaca’.
“Sudah Cha’,ikhlasin ibu pergi,pasti ibu disana bahagia”.ucap Tia nenangin Chaca’.Pahahal di hatinya,Tia engga’ bisa melepaskan kepergian ibunya.Karena Tia engga’ mau nunjukin sama adiknya kalau dia itu lemah.

“Ayah memang engga’ bertanggung jawab.Aku benci sama ayah.Benci…!!”.jerit Tia dalam hati.

Selang beberapa minggu,2 saudara itu bisa melepas kepergian ibunya.Kini Tia sudah mempunyai sebuah pekerjaan sebagai karyawan di sebuah Perusahaan konsumsi di Jakarta.Sedang Chaca’ yang masih duduk di kelas 2 SMA hanya dapat mengandalkan uang sekolah dari kakaknya.Sebenarnya Chaca’ pengen sekali membantu kakaknya,tapi kakaknya tidak memperbolehkan Chaca’ untuk bekerja.

Di siang hari yang terik,tarlihat Chaca’ duduk di taman sekolah sambil baca-baca buku.Tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya.
“Hei…rajin amat sih.kerjaannya baca…melulu”.sentak salah seorang temannya yang ternyata Mita teman sekelasnya.
“Biarin napa,engga’ boleh…??”.
“Boleh sih,,tapi tumben nih sendirian.engga’ ngajakin aku lagi”.
“Iya iya…sorry”.
“Eh ada yang nyariin kamu tuh…?”.
“Siapa…?”.
“Biasa…anak ketua yayasan di sekolah kita”.
“Maksudmu,Djohan…?”.
“Iya iya lah…siapa lagi kalau bukan dia.Kayaknya dia itu suka lho sama kamu”.
“Ah biarin aja.Bukannya dia sekarang sama Seva??”.
“Engga’ kali,Sevanya aja yang keganjenan.Padahal Djohan itu engga’ suka sama dia.
“Biarin aja lah…”.
“Kamu ini kenapa sih disukai sama orang se-keren Djohan malah nolak.Seva aja ngejar-ngejar dia,malah kamunya cuek gitu.sayang lho Cha’…”.Chaca’ engga’ nanggepin ocehan temennya itu.

Teeeett…teettt…..
Bel istirahat usai berbunyi.Chaca’ sama Mita berjalan menyusuri ruangan-ruangan di sekolahnya hendak ingin masuk kelas.Pelajaran Bu Reni tak sedikit pun nyangkut di kepala Djohan yang ternyata satu kelas sama Chaca’.Pikirannya terus terbayang sama wajah Chaca’.
“Ssstt…Cha’,Djohan liatin kamu terus tuh.beneran kan kataku…??”.bisik Mita sama Chaca’.
“Ih,,kamu tuh.Dia itu lihatin kamu,,”.
“Engga’ Cha’…percaya deh sama aku”.
“Ya sudah lah biarin aja”.ujar Chaca’.

Tiba-tiba ada sebuah panggilan yang di tujukan kepada Chaca’.

“Panggilan…!!”
Kepada Chandra Kirana Putri kelas XI IPA harap menemui bapak Kepala Sekolah di ruang BP”.terdengar sebuah panggilan yang di tujukan kepada Chaca’.
“Ada apa ya Mit…kok aku di panggil sama kepala sekolah sih”.tanya Chaca’ sama Mita.
“Engga’ tau…!!Mungkin kamu mau di kasih hadiah kali,karena sudah bisa ngebuat anak ketua yayasan kita jatuh cinta sama kamu”.ledek Mita sambil menggelengkan kepalanya sama Chaca’.
“Ih…apa-apaan sih kamu ini”.
“Ya sudah sana gih…”.
Segera Chaca’ menemui kepala sekolah di ruang BP.

“Assalamualaikum pak…”.
“Wa’alaikumsalam.Silahkan duduk Cha’”.
“Maaf,ada keperluan apa ya bapak memanggil saya?”.
“Sebelumnya bapak minta maaf.Apa Chaca’ 5 bulan ini sudah membayar uang SPP…?”.
“Belum pak…”.ucap Chaca’.
“Dengan berat hati bapak tidak mengijinkan Chaca’ masuk sekolah sebelum melunasi uang SPP yang 5bulan itu”.ujar kepala sekolah.
“Tapi pak….”.
“Maaf,ini sudah keputusan yayasan.Chaca’ boleh masuk sekolah lagi setelah melunasi uang SPP”.
“Ya sudah pak…Chaca keluar dulu.Terima kasih.Assalamualaikum…”.
“Wa’alaikumsalam”.

Chaca’ kembali ke kelas dengan wajah sedih.
“Kenapa Cha’…?”.tanya Mita kemudian.
“Engga’ ada apa-apa”.jawabnya.
“Ada masalah apa ya sama Chaca’…?”.gumam Mita dalam hati.

Bel pelajaran usai berbunyi.Memang hari ini udara terasa panas hingga membuat ubun-ubun meleleh.Tampak Chaca’ sedang memikirkan kejadian tadi siang di ruang BP.Tiba-tiba sebuah motor hampir menyempret Chaca’.

“Awas Cha’…”.dorong Djohan.
“Aw…sakit,,”.
“Kamu engga’ kenapa-kenapa Cha’??”.tanya Djohan.
“Engga’ papa kok Djo.Makasih…”.ucap Chaca’ sambil meninggalkan Djohan.
“Kenapa ya Chaca’ kok menjauh dariku…apa aku ada salah sama dia??”.batin Djohan dalam hati.

Sesampainya di rumah Chaca melepaskan tubuhnya yang seksi itu di atas ranjang tempat tidurnya.

“Bagaimana ya kalau kakak tau kalau sebenarnya saya di skors karena belum melunasi uang SPP??aku engga’ mau melihat kakak susah karena aku”.ucap Chaca’ sedih.

Tiba-tiba terdengar suara motor yang berhenti di depan rumahnya.

“Assalamualaikum…”.
“Wa’alaikumsalam…”.
Terlihat kaki kak Tia pincang.
“Kakak kenapa kakinya??”.tanya Chaca’.
“Engga’ papa.Cuma tadi ketabrak motor.Tapi sudah baikan kok”.
“O…kak Tia gimana pekerjaannya,lancar – lancar saja kan??”.tanya Chaca’.
“Iya…ya sudah ya kakak mau ke kamar dulu”.
“Ya kak”.

* * *

Pagi harinya Chaca’ bangun pagi.Chaca’ berpura-pura berangkat sekolah. Padahal dia di skors sama kepala sekolah.Tapi dia engga’ mau kalau kakaknya tau kalau sebenarnya dia di skors.

Sudah hampir 5 hari dia berpura-pura.
Kini tiba saat yang engga’ akan terlupakan buat Ka’ Tia.Hari itu juga dia di pecat karena keadaan fisiknya yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk bekerja.Dia pincang.

“Tia,hari ini juga kamu saya pecat”.kata Direktur perusahaan itu.
“Tapi pak…apa salah saya??”.ujar Tia.
“Kamu pincang.Jadi keadaan kamu saat ini sudah tidak memungkinkan lagi untuk terus bekerja”.jelas direktur tersebut.
“Tapi pak…saya pincang kan karena menjalankan tugas dari perusahan ini??”.
“Memang iya…tapi saya malu punya karyawan sepertimu yang kakinya pincang”.tukasnya.

Seketika itu air mata Tia tak dapat tertahan lagi.Air mata itu menyeruak keluar.
“Ini gaji terakhir kamu.Dan mulai saat ini kamu sudah tidak bekerja lagi di perusahaan ini”.jelas Direktur itu sambil menyerahkan gaji Tia.

“Ya Allah…apa lagi cobaan yang engkau berikan kepada hambamu ini…”gumam Tia yang tak kaut lagi menahan air matanya. “Oh iya,,kan masih ada mas Darwin.”tukasnya.
Segera dia menghubungi mas Darwin untuk memberitahukan keadaannya sekarang.Tapi tidak ada jawaban darinya.

Ketika Tia berjalan menyusuri jalan dekat kantornya, dia melihat mas Darwin sama cewek lain.Seketika itu tubuh Tia rasanya hendak mau pingsan saja.

“Mas Darwin….!!ternyata mas itu selingkuh ya.Di telfon engga’ pernah di angkat,malah…”ucapan Tia terhenti.
“Eh siapa sih kamu ini.Apa aku kenal sama kamu??.”ujar mas Darwin pura-pura.
“Siapa cewek ini mas…??.”Tanya seorang cewek di sampingnya.
“Engga’ tau tuh.Yuk kita pergi saja.Engga’ usah di ladenin cewek seperti dia ini.”ucap mas Darwin sengit.

Bagaikan Jatuh,Tertimpa Tangga Pula.Itulah yang sekarang di rasakan Tia.Hati Tia rasanya seperti di sayat oleh pedang yang tajamnya seribu kali dari pedang-pedang biasanya.

“Malang banget sih nasibku hari ini.Sudah pekerjaan hilang,cowok di embat orang.”gumam Tia setelah sampai di rumah kontrakannya.

“Assalamualaikum…lho kakak sudah pulang kerja toh.kok pagi bener.”Tanya Chaca’.
“Kamu juga iya,kok jam segini sudah pulang.”
“Iya kak.Chaca’ mau minta maaf sama kakak kalau sebenarnya kemarin-kemarin Chaca’ bohong sama kak Tia.Chaca’ di skors sama kepala sekolah karena Chaca’ belum bayar uang SPP selama 5 bulan.”
“O…Chaca’ sabar ya.Ini kak Tia ada uang.Karena kakak hari ini di pecat dari kantor karena alasan yang engga’ masuk akal.Gara-gara kaki kak Tia pincang, kakak di pecat.Terus mas Darwin juga selingkuh sama cewek lain.Rasanya hari kakak mau mati saja.Kakak sudah engga’ kuat lagi.”
“Kakak jangan gitu.Pasti di balik semua cobaan ada hikmahnya.Ternyata semua cowok itu sama saja ya,engga’ bisa di percaya.”tukas Chaca’.

Dengan melihat kejadian yang telah di alami kakaknya,hari itu juga Chaca’ benci sama yang namanya cowok.

* * *

Pagi harinya Chaca’ masuk sekolah kembali.
“Eh Cha’,dah masuk toh.Kangen nih sama kamu.”Tanya Mita sahabatnya.
“Iya nih.Aku mau ke TU dulu ya mau bayar uang SPP.”
“Iya.”jawab Mita.

Setapak demi setapak Chaca’ melangkahkan kakinya menuju ruang TU.

“Siang Bu…saya mau membayar SPP saya yang 5 bulan nunggak itu.”
“Maaf Cha’ SPP kamu sudah lunas.Malahan 1 tahun kedepan.”
“Lho,tapi saya merasa belum membayarnya Bu.”
“Memang.Yang membayarkannya Djohan anak ketua yayasan sekolah kita.”
“Tapi Bu…ini bawa dulu uang saya untuk menggantikan uang Djohan.”
“Maaf tapi Ibu engga’ bisa.Ibu engga’ berani.Maaf ya Chaca’.”
“Iya Bu,sama-sama.Permisi Bu…”.
“Iya.Silahkan.”

Di bawah tangga sekolah Chaca’ bertemu sama Mita.

“Mit,anterin aku menemui Djohan yuk.”pinta Chaca’.
“Katanya engga’ mau berurusan sama Djohan,,kok tumben nih nyariin dia.”ledek Mita.
“Ih…ini tuh bukan masalah itu,tapi cepat lah anterin aku dulu.”
“Iya deh…”

Ketika Chaca’ sama Mita mau melangkahkan kakinya,tiba-tiba suara Seva menghentikan langkahnya.

“Eh anak gembel mau kemana kamu??”Tanya Seva.
“Mau nyariin Djohan.Mang kenapa…??.”
“Eh kamu ini di bilangin jangan deketin Djohan malah deketin dia terus.Awas kalau sampe Djohan nempel sama kamu.Aku akan…”ucap Seva sambil menjambak rambut Chaca’.Seketika itu ucapan Seva terhenti karena djohan melerai.
“Seva…!! Hentikan!! Apa-apaan sih kamu ini??.ujar Djohan.”Kamu engga’ kenapa-kenapa kan Cha’…?.”
“Engga’.Terima kasih.Ini uang kamu aku kembalikan.Jangan mentang-mentang anak ketua yayasan kamu seenaknya saja bayarin uang SPP aku.”ujar Chaca’ sambil melemparkan uang itu ke badannya Djohan.
“Cha’…kamu kenapa sih,aku ini ngelakuin semua itu karena aku sayang sama kamu.”ujarnya.
“Alah.kamu ini sama seperti cowok laen.bisanya cuma ngebuat hidup aku menderita.aku benci sama kamu Djohan…benci!!.”ucap Chaca’ sambil berlalu meninggalkan djohan.

* * *

Malam ini terlihat Djohan sedang memandangi foto Chaca’.

“Cha’,napa sih kamu seperti itu sama aku.salah apa aku…tapi walau bagaimanapun juga aku harus bisa jadi milikku.”gumam Djohan sambil memandangi foto Chaca’.
Tiba-tiba mama Djohan masuk ke kamarnya.
“Ayo…anak mama ngapain nih.pasti lagi jatuh cinta ya??”
“Yah mama tau aja sih.”ucapnya.
“Siapa memang yang kamu sukai??pasti anak orang kaya ya…?”
“Engga’ ma,malah sebaliknya.Dia anaknya sederhana.Ibunya sudah meninggal beberapa bulan lalu.Terus ayahnya ninggalin ibunya gitu aja.”jelas Djohan.
“Apa…kamu jatuh cinta sama anak kere??!! Mama engga’ setuju.Ntar bagaimana kata tetangga,anak seorang ketua yayasan pacaran sama cewek kere.Siapa namanya??.”
“Chaca’ ma.”
“O…pokoknya mama engga’ setuju kalau kamu pacaran sama dia.Titik.”
“Mama ini apa-apaan sih…”mama Djohan berlalu meninggalkan Djohan.

Tiba-tiba ponsel Djohan berbunyi.Tampak di LCD nama Mita.

“Halo.”
“Halo…”jawab Djohan.
“Eh Djo…besok ulang tahunnya Chaca’ lho…””Oh gitu ya??ya sudah besok kita bikn kejutan buat dia.”usul Djohan.
“OK.Aku setuju.Ya sudah ya Djo,gitu aja.bye…”
“Bye…”jawab Djohan.

* * *

Pagi harinya Djohan dan teman-teman bikin surprise buat Chaca’.Ketika Chaca’ masuk kelas,tiba-tiba semua teman di kelasnya menyanyikan lagu HAPPY BIRTHDAY.Seketika Chaca’ terenyuh karena ternyata masih ada temen-temennya yang masih ingat hari ulang tahunnya.

“Cha,met ultah ya…”kata Mita.
“Cha…”ujar Djohan sambil membawa kue ulang tahun untuk Chaca’.
“Dhojan…!! Apa-apaan sih kamu ini??!! O… cewek ini toh yang namanya Chaca’???”ujar Mama Djohan yang saat itu masuk ke kelas Djohan bersama genknya Seva.
“Mama apa-apaan sih kesini segala??bikin malu Djohan aja.”ucap Djohan.
“Kamu ini yang bikin malu mama.Pacaran sama anak kere macam dia.Ayo ikut mama!!”ujar mama Djohan sambil mengajak Djohan keluar.

Hari itu juga Chaca di keluarkan dari sekolah oleh orang tua Djohan.Dan sudah sekitar 4 bulan Chaca menghilang begitu saja.

Suatu hari,Djohan menemukan Chaca’ di sebuah café.Ternyata Chaca’ bekerja disana.

“Cha…syukur aku sudah nemuin kamu.Aku kangen banget sama kamu.”tukas Djohan.
“Djohan….???”ucap Chaca’ dan seketika itu dia lari meninggalkan Djohan.

Djohan berlari mengejar Chaca’ dan dia bisa mendapatkan Chaca’.

“Cha’…kenapa sih kamu selalu menjauh dariku??”tukasnya.
“Aku benci sama kamu Djohan karma kamu sudah bikin hidupku kayak gini.”
“Tapi Cha’ aku sayang sama kamu.Aku rela ngelakuin apa aja demi kamu.Termasuk mati di hadapanmu.”ujarnya meyakinkan Chaca’.

Seketika itu Djohan nekat menjatuhkan tubuhnya dari tangga.

“Djohan…..!!!”teriak Chaca’.
“Djohan kenapa sih kamu ngelakuin ini semua demi aku.”ujar Chaca’.

Keesokan harinya Djohan sudah terbaring lemah di rumah sakit.

“Djo…kamu sudah baikan??”Tanya Chaca’.
“Iya nih,kalau ada kamu aku pasti cepet sembuhnya.”rayu Djohan.
“Ih…kamu ini kalau ngerayu paling bisa.Maafin aku ya Djo atas kejadian kemaren.”ujarnya.
“Iya ngga’ pa-pa kok.Demi kamu aku rela ngelakuin apa aja.Kamu sudah percaya toh kalau aku sayang sama kamu??ucap Djohan.
“Iya.Tapi bagaimana dengan kedua orang tuamu.Aku takut di kira aku cewek engga’ tau malu.”

Tiba-tiba orang tua Djohan saat itu masuk dan berkata,
“Kami sudah merestui cinta kalian berdua.”ujar mama Djohan kemudian.
“Mama beneran???”Tanya Djohan.
“Iya sayang…..”jawab mamanya.
“Gimana Cha’ kamu mau kan jadi pacar ku???”Tanya Djohan.
“He’e…”jawab Chaca’ menundukkan kepala menutupi rona wajahnya yang mendadak memerah.

* * *

Rabu, 24 Februari 2010

CITA & C!NTA

Seiring tiupan sang bayu
Senada irama alunan rindu
Disini,ku puisikan namamu
Dan ku abadikan bersama tangisan sendu
Jarum jam terus berpacu
Dan siang waktu terus terus berlalu
Namun,belum tiba jua waktu bertemu
Sayang,maafkan aku......
Yang terpaksa buatmu menunggu
Fahamilah aku,sepertiku menyayangimu
Agar tak sia-sia penantianmu
Sayang,ku tahu
3 tahun tidaklah singkat bagimu
Tidak pula bagiku
Tapi dengan kesetiaanmu menantiku
Dan kejujuran tinggalkanmu
khan buatku mampu
wujudkan harapan & juga harapanmu
Dan hanya cinta yang kan membawaku
Kembali di sisimu
Dampingimu di sepanjang sisa hidupku

pUIsi koE

PENANTIAN

Ku tahu kau kecewa
Ku tahu hatimu terluka
Ku tahu engkau sedang berduka
Tapi sayang demi aku
Hilangkan dukamu
Buang luka dan kecewamu
Dalam haru ku tetap menunggu
Segores waktu kedatanganmu
Ingin ku lihat kau tersenyum padaku

Adakah Rasa Cinta…???

Oleh Persik Mania IX A

“Bu,,ibu minum obat dulu ya…biar ibu cepet sembuh.Chaca’ sama ka’ Tia sayang banget sama ibu.Pengen banget ibu kayak dulu lagi”.ujar Chaca’ sama ibu.
Chaca’ memang anak yang tegar menghadapi pahitnya roda kehidupan yang ia jalani.Ia tinggal di sebuah kontrakan kecil yang sebenarnya tak layak lagi untuk disebut RUMAHKU SURGAKU.Setelah 2 bulan ayahnya pergi meninggalkan ibunya,kini ibunya terkuai lemah tak berdaya.

“Tia…jaga adikmu baik-baik ya…di dunia,ibu tinggal sebentar lagi.Kamu juga harus tegar menghadapi kehidupan.Percayalah tuhan selalu melindungi anak-anak ibu yang cantik-cantik ini”.ucap Bu Retno pada Tia dan Chaca’ sambil mengusap kedua kepala anaknya.

“Ibu engga’ boleh ngomong gitu.Tia sama Chaca’ pengen ibu sembuh.Ibu engga’ akan pergi dari kita”.ujar Tia.
“Engga’ sayang…ibu harus pergi.Jaga diri baik-baik ya,,ibu sayang sama kalian”.

Beberapa selang kemudian,Bu Retno menghembuskan nafas terakhirnya.

“Ibu…..”.teriak Tia dan Chaca’.
“Ibu…kenapa ibu ninggalin kita bu”.keluh Chaca’.
“Sudah Cha’,ikhlasin ibu pergi,pasti ibu disana bahagia”.ucap Tia nenangin Chaca’.Pahahal di hatinya,Tia engga’ bisa melepaskan kepergian ibunya.karena Tia engga’ mau nunjukin sama adiknya kalau dia itu lemah.

“Ayah memang engga’ bertanggung jawab.Aku benci sama ayah.Benci…!!”.jerit Tia dalam hati.

Selang beberapa minggu,2 saudara itu bisa melepas kepergian ibunya.Kini Tia sudah mempunyai sebuah pekerjaan sebagai karyawan di sebuah Perusahaan konsumsi di Jakarta.Sedang Chaca’ yang masih duduk di kelas 2 SMA hanya dapat mengandalkan uang sekolah dari kakaknya.Sebenarnya Chaca’ pengen sekali membantu kakaknya,tapi kakanya tidak memperbolehkan Chaca’ untuk bekerja.

Di siang hari yang terik,tarlihat Chaca’ duduk di taman sekolah sambil baca-baca buku.Tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya.
“Hei…rajin amat sih.kerjaannya baca…melulu”.sentak salah seorang temannya yang ternyata Mita teman sekelasnya.
“Biarin napa,engga’ boleh…??”.
“Boleh sih,,tapi tumben nih sendirian.engga’ ngajakin aku lagi”.
“Iya iya…sorry”.
“Eh ada yang nyariin kamu tuh…?”.
“Siapa…?”.
“Biasa…anak ketua yayasan di sekolah kita”.
“Maksud mu,Djohan…?”.
“Iya iya lah…siapa lagi kalau bukan dia.Kayaknya dia itu suka lho sama kamu”.
“Ah biarin aja.Bukannya dia sekarang sama Seva??”.
“Engga’ kali,Sevanya aja yang keganjenan.Padahal Djohan itu engga’ suka sama dia.
“Biarin aja lah…”.
“Kamu ini kenapa sih disukai sama orang se-keren Djohan malah nolak.Seva aja ngejar-ngejar dia,malah kamunya cuek gitu.sayang lho Cha’…”.Chaca’ engga’ nanggepin ocehan temennya itu.

Teeeett…teettt…..
Bel istirahat usai berbunyi.Chaca’ sama Mita berjalan menyusuri ruangan-ruangan di sekolahnya hendak ingin masuk kelas.Pelajaran Bu Reni tak sedikit pun nyangkut di kepala Djohan yang ternyata satu kelas sama Chaca’.Pikirannya terus terbayang sama wajah Chaca’.
“Ssstt…Cha’,Djohan liatin kamu terus tuh.beneran kan kataku…??”.bisik Mita sama Chaca’.
“Ih,,kamu tuh.Dia itu lihatin kamu,,”.
“Engga’ Cha’…percaya deh sama aku”.
“Ya sudah lah biarin aja”.ujar Chaca’.

“Panggilan…!!
Kepada Chandra Kirana Putri kelas XI IPA harap menemui bapak Kepala Sekolah di ruang BP”.terdengar sebuah panggilan yang di tujukan kepada Chaca’.
“Ada apa ya Mit…kok aku di panggil sama kepala sekolah sih”.tanya Chaca’ sama Mita.
“Engga’ tau…!!Mungkin kamu mau di kasih hadiah kali,karena sudah bisa ngebuat anak ketua yayasan kita jatuh cinta sama kamu”.ledek Mita sambil menggelengkan kepalanya sama Chaca’.
“Ih…apa-apaan sih kamu ini”.
“Ya sudah sana gih…”.
Segera Chaca’ menemui kepala sekolah di ruang BP.
“Assalamualaikum pak…”.
“Wa’alaikumsalam.Silahkan duduk Cha’”.
“Maaf,ada keperluan apa ya bapak memanggil saya?”.
“Sebelumnya bapak minta maaf.Apa Chaca’ 5 bulan ini sudah membayar uang SPP…?”.
“Belum pak…”.ucap Chaca’.
“Dengan berat hati bapak tidak mengijinkan Chaca’ masuk sekolah sebelum melunasi uang SPP yang 5bulan itu”.ujar kepala sekolah.
“Tapi pak….”.
“Maaf,ini sudah keputusan yayasan.Chaca’ boleh masuk sekolah lagi setelah melunasi uang SPP”.
“Ya sudah pak…Chaca keluar dulu.Terima kasih.Assalamualaikum…”.
“Wa’alaikumsalam”.

Chaca’ kembali ke kelas dengan wajah sedih.
“Kenapa Cha’…?”.tanya Mita kemudian.
“Engga’ ada apa-apa”.jawabnya.
“Ada masalah apa ya sama Chaca’…?”.gumam Mita dalam hati.

Bel pelajaran usai berbunyi.Memang hari ini udara terasa panas hingga membuat ubun-ubun meleleh.Tampak Chaca’ sedang memikirkan kejadian tadi siang di ruang BP.Tiba-tiba sebuah motor hampir menyempret Chaca’.
“Awas Cha’…”.dorong Djohan.
“Aw…sakit,,”.
“Kamu engga’ kenapa-kenapa Cha’??”.tanya Djohan.
“Engga’ papa kok Djo.Makasih…”.ucap Chaca’ sambil meninggalkan Djohan.
“Kenapa ya Chaca’ kok menjauh dariku…apa aku ada salah sama dia??”.batin Djohan dalam hati.

Sesampainya di rumah Chaca melepaskan tubuhnya yang seksi itu di atas ranjang tempat tidurnya.
“Bagaimana ya kalau kakak tau kalau sebenarnya saya di skors karena belum melunasi uang SPP??aku engga’ mau melihat kakak susah karena aku”.ucap Chaca’ sedih.

Tiba-tiba terdengar suara motor yang berhenti di depan rumahnya.
“Assalamualaikum…”.
“Wa’alaikumsalam…”.
Terlihat kaki kak Tia pincang.
“Kakak kenapa kakinya??”.tanya Chaca’.
“Engga’ papa.Cuma tadi ketabrak motor.Tapi sudah baikan kok”.
“O…kak Tia gimana pekerjaannya,lancar – lancar saja kan??”.tanya Chaca’.
“Iya…ya sudah ya kakak mau ke kamar dulu”.
“Ya kak”.

* * *

Pagi harinya Chika bangun pagi.Chika berpura-pura berangkat sekolah. Padahal dia di skors sama kepala sekolah.Tapi dia engga’ mau kalau kakaknya tau kalau sebenarnya dia di skors.

Sudah hampir 5 hari dia berpura-pura.
Kini tiba saat yang engga’ akan terlupakan buat Ka’ Tia.Hari itu juga dia di pecat karena keadaan fisiknya yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk bekerja.Dia pincang.
“Tia,hari ini juga kamu saya pecat”.kata Direktur perusahaan itu.
“Tapi pak…apa salah saya??”.ujar Tia.
“Kamu pincang.Jadi keadaan kamu saat ini sudah tidak memungkinkan lagi untuk terus bekerja”.jelas direktur tersebut.
“Tapi pak…saya pincang kan karena menjalankan tugas dari perusahan ini??”.
“Memang iya…tapi saya malu punya karyawan sepertimu yang kakinya pincang”.tukasnya.
Seketika itu air mata Tia tak dapat tertahan lagi.Air mata itu menyeruak keluar.
“Ini gaji terakhir kamu.Dan mulai saat ini kamu sudah tidak bekerja lagi di perusahaan ini”.jelas Direktur itu sambil menyerahkan gaji Tia.

“Ya Allah…apa lagi cobaan yang engkau berikan kepada hambamu ini…”gumam Tia yang tak kaut lagi menahan air matanya. “Oh iya,,kan masih ada mas Darwin.”tukasnya.
Segera dia menghubungi mas Darwin untuk memberitahukan keadaannya sekarang.Tapi tidak ada jawaban darinya.
Ketika Tia berjalan menyusuri jalan dekat kantornya, dia melihat mas Darwin sama cewek lain.Seketika itu tubuh Tia rasanya hendak mau pingsan saja.
“Mas Darwin….!!ternyata mas itu selingkuh ya.Di telfon engga’ pernah di angkat,malah…”ucapan Tia terhenti.
“Eh siapa sih kamu ini.Apa aku kenal sama kamu??.”ujar mas Darwin pura-pura.
“Siapa cewek ini mas…??.”Tanya seorang cewek di sampingnya.
“Engga’ tau tuh.Yuk kita pergi saja.Engga’ usah di ladenin cewek ini.”ucap mas Erwin sengit.

Bagaikan Jatuh,Tertimpa Tangga Pula.Itulah yang sekarang di rasakan Tia.Hati Tia rasanya seperti di sayat oleh pedang yang tajamnya seribu kali dari pedang-pedang biasanya.
“Malang banget sih nasibku hari ini.Sudah pekerjaan hilang,cowok di embat orang.”gumam Tia setelah sampai di rumah kontrakannya.
“Assalamualaikum…lho kakak sudah pulang kerja toh.kok pagi bener.”Tanya Chaca’.
“Kamu juga iya,kok jam segini sudah pulang.”
“Iya kak.Chaca’ mau minta maaf sama kakak kalau sebenarnya kemarin-kemarin Chaca’ bohong sama kak Tia.Chaca’ di skors sama kepala sekolah karena Chaca’ belum bayar uang SPP selama 5 bulan.”
“O…Chaca’ sabar ya.Ini kak Tia ada uang.Karena kakak hari ini di pecat dari kantor karena alasan yang engga’ masuk akal.Gara-gara kaki kak Tia pincang, kakak di pecat.Terus mas Darwin juga selingkuh sama cewek lain.Rasanya hari kakak mau mati saja.Kakak sudah engga’ kuat lagi.”
“Kakak jangan gitu.Pasti di balik semua cobaan ada hikmahnya.Ternyata semua cowok itu sama saja ya,engga’ bisa di percaya.”tukas Chaca’.
Hari itu juga Chaca’ benci sama yang namanya cowok.

* * *

Pagi harinya Chaca’ masuk sekolah kembali.
“Eh Cha’,dah masuk toh kangen nih sama kamu.”Tanya Mita sahabatnya.
“Iya nih.Aku mau ke TU dulu ya mau bayar uang SPP.”
“Iya.”jawab Mita.
Setapak demi setapak Chaca’ melangkahkan kakinya menuju ruang TU.
“Siang Bu…saya mau membayar SPP saya yang 5 bulan nunggak itu.”
“Maaf Cha’ SPP kamu sudah lunas.Malahan 1 tahun kedepan.”
“Lho,tapi saya merasa belum membayarnya Bu.”
“Memang.Yang membayarkannya Djohan anak ketua yayasan sekolah kita.”
“Tapi Bu…ini bawa dulu uang saya untuk menggantikan uang Djohan.”
“Maaf tapi Ibu engga’ bisa.Ibu engga’ berani.Maaf ya Chaca’.”
“Iya Bu,sama-sama.Permisi Bu…”.
“Iya.Silahkan.”

Di bawah tangga sekolah Chaca’ bertemu sama Mita.
“Mit,anterin aku menemui Djohan yuk.”pinta Chaca’.
“Katanya engga’ mau berurusan sama Djohan,,kok tumben nih nyariin dia.”ledek Mita.
“Ih…ini tuh bukan masalah itu,tapi cepat lah anterin aku dulu.”
“Iya deh…”
Ketika Chaca’ sama Mita mau melangkahkan kakinya,tiba-tiba suara Seva menghentikan langkahnya.
“Eh anak gembel mau kemana kamu??”Tanya Seva.
“Mau nyariin Djohan.Mang kenapa…??.”
“Eh kamu ini di bilangin jangan deketin Djohan malah deketin dia terus.Awas kalau sampe Djohan nempel sama kamu.Aku akan…”ucap Seva sambil menjambak rambut Chaca’.Seketika itu ucapan Seva terhenti karena djohan melerai.
“Seva…!! Hentikan!! Apa-apaan sih kamu ini??.ujar Djohan.”Kamu engga’ kenapa-kenapa kan Cha’…?.”
“Engga’.Terima kasih.Ini uang kamu aku kembalikan.Jangan mentang-mentang anak ketua yayasan kamu seenaknya saja bayarin uang SPP aku.”ujar Chaca’ sambil melemparkan uang itu ke badannya Djohan.
“Cha’…kamu kenapa sih,aku ini ngelakuin semua itu karena aku sayang sama kamu.”ujarnya.
“Alah.kamu ini sama seperti cowok laen.bisanya cuma ngebuat hidup aku menderita.aku benci sama kamu Djohan…benci!!.”ucap Chaca’ sambil berlalu meninggalkan djohan.

* * *

Malam ini terlihat Djohan sedang memandangi foto Chaca’.
“Cha’,napa sih kamu seperti itu sama aku.salah apa aku…tapi walau bagaimanapun juga aku harus bisa jadi milikku.”gumam Djohan sambil memandangi foto Chaca’.
Tiba-tiba mama Djohan masuk ke kamarnya.
“Ayo…anak mama ngapain nih.pasti lagi jatuh cinta ya??”
“Yah mama tau aja sih.”ucapnya.
“Siapa memang yang kamu sukai??pasti anak orang kaya ya…?”
“Engga’ ma,malah sebaliknya.Dia anaknya sederhana.Ibunya sudah meninggal beberapa bulan lalu.Terus ayahnya ninggalin ibunya gitu aja.”jelas Djohan.
“Apa…kamu jatuh cinta sama anak kere??!! Mama engga’ setuju.Ntar bagaimana kata tetangga,anak seorang ketua yayasan pacaran sama cewek kere.Siapa namanya??.”
“Chaca’ ma.”
“O…pokoknya mama engga’ setuju kalau kamu pacaran sama dia.Titik.”
“Mama ini apa-apaan sih…”mama Djohan berlalu meninggalkan Djohan.

Tiba-tiba ponsel Djohan berbunyi.Tampak di LCD nama Mita.
“Halo.”
“Halo…”jawab Djohan.
“Eh Djo…besok ulang tahunnya Chaca’ lho…”
”Oh gitu ya??ya sudah besok kita bikn kejutan buat dia.”usul Djohan.
“OK.Aku setuju.Ya sudah ya Djo,gitu aja.bye…”
“Bye…”jawab Djohan.

* * *

Pagi harinya Djohan dan teman-teman bikin surprise buat Chaca’.Ketika Chaca’ masuk kelas,tiba-tiba semua teman di kelasnya menyanyikan lagu HAPPY BIRTHDAY.Seketika Chaca’ terenyuh karena ternyata masih ada temen-temennya yang masih ingat hari ulang tahunnya.
“Cha,met ultah ya…”kata Mita.
“Cha…”ujar Djohan sambil membawa kue ulang tahun untuk Chaca’.
“Dhojan…!! Apa-apaan sih kamu ini??!! O… cewek ini toh yang namanya Chaca’???”ujar Mama Djohan yang saat itu masuk ke kelas Djohan bersama genknya Seva.
“Mama apa-apaan sih kesini segala??bikin malu Djohan aja.”ucap Djohan.
“Kamu ini yang bikin malu mama.Pacaran sama anak kere macam dia.Ayo ikut mama!!”ujar mama Djohan sambil mengajak Djohan keluar.

Hari itu juga Chaca di keluarkan dari sekolah oleh orang tua Djohan.Dan sudah sekitar 4 bulan Chaca menghilang begitu saja.

Suatu hari,Djohan menemukan Chaca’ di sebuah café.Ternyata Chaca’ bekerja disana.
“Cha…syukur aku sudah nemuin kamu.Aku kangen banget sama kamu.”tukas Djohan.
“Djohan….???”ucap Chaca’ dan seketika itu dia lari meninggalkan Djohan.
Djohan berlari mengejar Chaca’ dan dia dapat mendapatkan Chaca’.
“Cha’…kenapa sih kamu selalu menjauh dariku??”tukasnya.
“Aku benci sama kamu Djohan karma kamu sudah bikin hidupku kayak gini.”
“Tapi Cha’ aku sayang sama kamu.Aku rela ngelakuin apa aja demi kamu.Termasuk mati di hadapanmu.”ujarnya meyakinkan Chaca’.
Seketika itu Djohan menjatuhkan tubuhnya dari tangga.
“Djohan…..!!!”teriak Chaca’.
“Djohan kenapa sih kamu ngelakuin ini semua demi aku.”

Keesokan harinya Djohan sudah terbaring lemah di rumah sakit.
“Djo…kamu sudah baikan??”Tanya Chaca’.
“Iya nih,kalau ada kamu aku pasti cepet sembuhnya.”rayu Djohan.
“Ih…kamu ini kalau ngerayu paling bisa.Maafin aku ya Djo atas kejadian kemaren.”ujarnya.
“Iya ngga’ pa-pa kok.Demi kamu aku rela ngelakuin apa aja.Kamu sudah percaya toh kalau aku sayang sama kamu??ucap Djohan.
“Iya.Tapi bagaimana dengan kedua orang tuamu.Aku takut di kira aku cewek engga’ tau malu.”

Tiba-tiba orang tua Djohan saat itu masuk dan berkata,
“Kami sudah merestui cinta kalian berdua.”ujar mama Djohan kemudian.
“Mama beneran???”Tanya Djohan.
“Iya sayang…..”jawab mamanya.
“Gimana Cha’ kamu mau kan jadi pacar ku???”Tanya Djohan.
“He’e…”jawab Chaca’ menundukkan kepala menutupi rona wajahnya yang mendadak memerah.

* * *

Senin, 22 Februari 2010

thanks for MTsN JEKETRO


Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini!