pERsiK mAnIA

wELcoME in My bLoG...!!!

Rabu, 21 April 2010

sEbUaH g0rEsan tangaNq

Resapilah sebuah perkenalan, karna disitu ada kenangan, resapilah sebuah hubungan, karna disitu ada kerinduan, resapilah sebuah persahabatan, karna disitu ada keabadian dan kebahagiaan.

Dalam kesakitan teruji kesabaran,
Dalam perjuangan teruji keikhlasan,
Dalam ukhuwah teruji ketulusan,
Hidup ini amat indah jika segalanya karena Allah,

Untukmu wahai kasih pujaan qolbu,
Sambutlah salam manisku yang mengalir dari hati, di edit oleh akal terlaksana lewat tulisan jentik - jentik jariku penuh dengan simpati pada paras akhlakmu,
Teriring syukur kepada yang menciptakanmu, Duhai kasih dimana lagi aku harus mendapatkan mar'ah sholehah sepertimu, wajahmu yang slalu ramah kepada siapa saja dengan senyuman dahsyatmu,

k[]Leks!Q

Sahabat itu seperti bintang di langit,

Walaupun jauh, Dia tetap bercahaya meski kadang menghilang,

Dia tetap ada, tak mungkin dimiliki tapi tak bisa di lupakan,

Selalu ada dalam hati kita,

Muslim sejati itu slalu tampak santai dalam kesibukan,

Tersenyum dalam kesedihan,

Tenang di bawah tekanan,

Tabah dalam kesulitan,

Optimis di depan tantangan,

Bangkit....tetap semangat!!!

Selasa, 20 April 2010

SEBUAH PENANTIAN ( Revisi)

Oleh Khoirotin Nisa IX A

Ketampanan seorang cowok itu bukan hanya di lihat sekilas dari fisicly, tapi tampan hati pun menjadi satu nilai plus yang engga’ semua orang memilikinya.

Shadaqallahul ‘adzim…”tutupku yang baru selesai mengaji.

“Ya Allah berikanlah kemudahan bagi hamba dan keluarga hamba dalam menghadapi cobaan hidup. Tak berarti diri hamba ini menjalani hidup tanpa ridho darimu. Ya Allah berikanlah rizki, umur panjang, serta jauhkan hamba dan keluarga hamba dari segala marabahaya. Berikanlah ilmu yang bermanfaat bagi hamba serta jauhkan hamba dari segala sifat bathil. Amin…”pintaku dalam do’a malamku.

Jam baru menunjukkan 03.00 pagi. Setelah selesai sholat tahajud dan mengaji, akupun merebahkan tubuhku kembali di pembaringan.

“Ya Allah, semoga hari ini lebih baik dari pada kemarin.”gumamku meminta kepada Allah.

Kokok ayam jantan mulai bersaut – sautan tanda pagi akan segera datang. Aku bangun sejenak untuk pergi ke kamar mandi guna mengambil air wudlu untuk melaksanakan sholat subuh. Tak lupa setelah sholat, aku mengulang kembali mata kuliah yang kemarin sudah di sampaikan dan mempersiapkan mata kuliah untuk hari ini.

Ggrrrtttt…gggrrrtt…

Tiba – tiba ponsel di atas meja belajarku bergetar. Di LCD tampak ada satu pesan singkat dari sahabatku, Reza.

“Rangga, nanti pulang kuliah antar aku ke toko buku ya, ada beberapa materi kuliah yang belum aku punya.” Begitu pesan singkat dari sahabatku.

Segera aku membalas pesan darinya.

“OK…”ku kirim kembali pesan dariku ke nomor Reza.

* * *

Hari ini memang hari yang cerah. Ku mulai langkahkan kakiku setapak demi setapak menuju tempat dimana aku menuntut ilmu.

Ku mulai menstater motorku menuju tempat kuliah.

Sampailah telapak kakiku menginjakkan bumi Kediri dimana tempat kuliahku berada.

“Eh Ga…di cariin Anggi tuh.”suara Reza yang tak asing lagi di telingaku mengagetkan.

“Siapa…??”tanyaku pura – pura engga’ dengar.

“Anggi?? masak kamu engga’ kenal sih??.”

“Oh…Anggi, emang ada apa nyariin aku?”tanyaku balik.

“Ya mana aku tahu.”

“Dimana dia sekarang??”tanyaku kembali pada Reza.

“Tadi sih di halaman. Tapi kalau sekarang aku engga’ tahu tuh, cewek kayak dia kan suka banget godain cowok. Awas ati – ati lho Ga ntar kamu bisa di godain dia.”ujar Reza padaku.

“Ya semoga saja tidak, aku tidak akan lengah dengan godaan cewek manapun.”ujarku padanya.

“Ya semoga saja. Aku saja kalau liat pakaiannya hawanya merinding, serba mini sih…”tukasnya.

“Sssttt…engga’ baik ngomongin kejelekan orang. Pamali tau…”

“Pamali tuh makanan apa sih Ga??”tanya Reza padaku.

“Aku juga engga’ tau tuh. Asal ngomong aja.”ujarku pada Reza.

Kitapun tertawa bersama.

“Yuk masuk, keburu dosennya masuk duluan. Nanti kita kena marah lagi…”ujarku.

“Yups.”

Kamipun melangkah melewati ruangan demi ruangan sambil bercanda ria.

“Hai Rangga…”sapa cewek – cewek yang bersimpangan dengan kita.

“Hai…”sapaku kembali.

“Memang Rangga itu patut di sukai banyak cewek, selain orangnya ganteng, tajir, gaul abis, diapun juga ahli ibadah. Memang jarang banget ada cowok seperti dia.”gumam Reza dalam hati.

Tepat aku dan Reza duduk, dosen yang mengajar hari ini datang.

“Pagi anak – anak...”sapa dosen yang mengajar di kelas kami.

“Pagi...”jawab seisi ruangan serempak.

Setelah beberapa saat kemudian jam dosen kamipun selesai.

“Ga, yuk berangkat sekarang aja.”ujar Reza padaku.

“Masak sekarang sih Za...??”tanyaku padanya.

“Ya sekarang lah masak tahun depan.”tukasnya.

“Ya sudah lah. Yuk. . .”

Aku dan Reza mulai mengendarai motor menuju ke tempat yang kita tuju.

“Ga kamu ikut masuk aku aja lah. Siapa tau ntar ada cewek cantik di dalam.”tukas Reza.

“Siapa juga yang mau disini nungguin kamu. Aku ikut masuk ajalah itung – itung sambil cari ilmu. Baca – baca gitu...”ujarku padanya.

Ternyata apa yang Reza katakan benar juga. Seorang gadis cantik berkrudung hijau tampak sedang membaca – baca buku bersama sahabatnya.

Subhanallah...masih ada juga ya gadis secantik dia yang pake kerudung.”gumamku melihat kecantikan seorang gadis tersebut.

“Ssssttt...ayo ada apa sih??”ujar Reza mengagetkan. “Oh...ternyata teman aku yang satu ini sedang terpesona melihat gadis cantik berkrudung hijau itu toh.”

“Apa – apaan sih kamu ini.”ujarku.

“Alah...engga’ usah ngelak lagi deh Ga. Kamu pasti sedang memandang cewek cantik itu kan??”tukas Reza sambil menunjuk ke arah gadis itu.

“Ternyata masih ada juga ya gadis secantik dia, pake kerudung lagi. Subhanallah...”tukasku.

Assalamualaikum...”sapa kedua gadis itu.

Wa’alaikumsalam...”jawabku dan Reza yang tak lama kemudian kedua gadis itu berlalu pergi.

* * *

Semenjak itu, aku masih terbayang – bayang dengan wajah cantik gadis di toko buku kemarin.

Sore ini aku dan Reza berkunjung ke Stadion Brawijaya. Kebetulan hari ini PERSIK bertanding melawan PERSIJA. Aku selalu berdo’a untuk kemenangan PERSIK. Banyak Persik Mania yang sangat antusias mendukung club faforitnya ini. Aku duduk di barisan paling atas bersama Reza sahabatku. Dan Alhamdulillah...PERSIK bisa memperoleh poin 3 di kandangnya sendiri. Aku bersyukur sekali club sepak bola faforitku ini bisa menang.

Jam tanganku menunjukkan waktu 17.30.

“Ga pulang sekarang yuk. Aku takut nanti di tengah jalan hujan. Mana rumahku sama rumahmu engga’ satu tujuan lagi. Kamu sih deket...kalau aku masih 25 km.”ajakku sama Reza.

“Bentar lagi lah Ga. Aku mau minta foto bareng nih sama Yongki dan Sakti pemain idolaku.”ujar Reza.

“Iya sih aku juga pengen. Tapi langit udah mendung nih. Aku takut nanti kehujanan.”

“Iya udah lah. Gimana kalau kamu nginep di rumahku aja, kan lebih deket dari sini ketimbang rumahmu.”

“Engga’ ah. Kapan – kapan aja.”

“Iya udah lah...aku foto barengnya ntar laen kali aja. Yuk...”

“Yups...”

Ternyata apa yang aku takutkan jadi kenyataan. Di tengah perjalanan hujan lebat turun. Tapi waktu sholat maghrib sudah datang. Aku memutuskan untuk berhenti di sebuah masjid yang di sampingnya terdapat pondok pesantren.

Setelah aku melaksanakan sholat, aku mendekati seorang kyai sekaligus pengasuh pondok pesantren disitu.

Assalamualaikum...”sapaku sambil mencium tangan kyai tersebut.

Wa’alaikumsalam...anak ini sedang dalam perjalanan tapi kehujanan ya...??”tanya kyai tersebut.

“Iya Bah...sebenarnya perjalanan mau pulang. Tapi di tengah jalah hujan turun. Apa lagi sudah menjelang sholat maghrib. Iya saya putuskan untuk sholat dulu disini sambil menunggu hujan berhenti.”terangku.

“Oh...panggil saja saya Bapak Khalid Hasyim. Anak ini memang sedang dalam perjalanan dari mana??

“Saya dari Stadion Brawijaya Bah...panggil saja saya Rangga.”

“Oh...nak Rangga.”

Kamipun sudah mulai akrab dengan perbincangan – perbinangan tadi. Tak terasa hujan berhenti.

“Bah, Rangga pamit pulang dulu ya, takut di cariin ibu. Kapan – kapan Rangga boleh dong maen kesini lagi??”tanyaku.

“Iya, nak Rangga boleh maen kesini lagi. Pintu rumah abah selalu terbuka untuk nak Rangga.”

Assalamualaikum...”ujarku sambil mencium tangan abah.

Wa’alaikumsalam...hati – hati nak Rangga.”

“Iya bah...”

Akupun mulai meninggalkan halaman masjid tadi dan tiba di rumah.

Assalamualaikum...”sapaku hendak masuk rumah.

Wa’alaikumsalam...”jawab ayah dan ibuku di ruang tengah. “Habis dari mana Ga??”tanya ayah padaku.

“Tadi sore habis nonton PERSIK di Stadion Brawijaya.”

“Kok jam segini baru pulang??”

“Iya tadi abisnya di tengah jalan hujan sih yah...ya Rangga mampir dulu di sebuah masjid yang ada pondok pesantrennya.”

“Oh...yang penting kamu sudah sholat kan??”

“Iya pastinya lah yah...Rangga masuk dulu ya yah...”

“Iya ntar kesini lagi ayah mau ngomong sama kamu.”

“Iya yah...”

Setelah mandi dan ganti baju, aku turun ke bawah untuk menemui ayah.

“Ada apa yah tadi nyuruh Rangga turun??”

“Iya sini deket ayah dulu, Ayah mau ngomong. Sekarang kamu kan sudah besar, kapan nih kamu cari pacar. Sebentar lagi kan kamu sarjana. Kamu sudah punya pacar belum??”tanya ayah.

“Belum sih yah, tapi Rangga sudah punya pandangan untuk cewek Rangga. Kemaren Rangga liat cewek itu di toko buku. Orangnya cantik banget, berkrudung juga. Tapi sayangnya Rangga tidak tahu siapa nama cewek itu, iya ntar Rangga cari tahu dulu siapa cewek berkrudung kemaren.”jelasku.

“Iya ayah setuju dengan ciri – ciri cewek yang kamu maksud tadi.”

“Iya makasih yah...”

* * *

Hari demi hari telah ku lalui. Tiba kini saatnya aku wisuda.


* * *

Lima bulan kemudian, aku pergi ke tempat Abah Khalid Hashim. Disana aku meminta petunjuk padanya agar dapat menemukan jodohku.

Assalamualaikum...”sapaku hendak masuk rumah.

Wa’alaikumsalam...”jawab Abah Hasyim dari dalam. “Mari masuk nak...”ujar Abah mempersilahkan masuk.

“Lama nak Rangga engga’ maen kesini ya, gimana kabar nak Rangga??

Alhamdulillah Bah, Rangga sehat wal’afiat. Abah sendiri dengan keluarga??

“Iya seperti yang nak Rangga lihat. Alhamdulillah...”

“Bah, kedatangan Rangga kesini ingin meminta petunjuk sama abah, ayah dan ibu Rangga sudah kepingin ngelihat Rangga punya istri. Tapi masalahnya, banyak gadis – gadis cantik tapi tidak sholat dan berkrudung. Banyak gadis – gadis yang mengumbar auratnya. Rangga ingin mencari seorang gadis yang mungkin bisa menjadi jodoh Rangga. Mungkin dengan kedatangan Rangga, abah bisa membantu Rangga.”abah Hasyim terdiam memikirkan maksud dari ucapan Rangga.

“Iya maaf nak Rangga. Tapi apakah nak Rangga mau dengan seorang gadis buta, tuli, pincang, tapi dia sholehah??”Rangga terdiam dan berfikir sejenak.

“Iya mungkin kalau menurut abah saya cocok dengannya, saya bersedia.”

“Apakah itu sebuah keputusan nak Rangga yang sungguh dari dalam hati nak Rangga??”

“Iya, saya bersedia bah. Kalau mungkin dia cocok sama saya, saya bersedia.”

Kemudian Abah memanggil seorang gadis dari dalam.

“Nisa...”panggil abah.

“Iya Bah...”gadis tersebutpun keluar.

Dan yang engga’ aku sangka – sangka ternyata orang yang di panggil abah itu orang yang pernah aku temui di toko buku dulu.

Subhanallah...bukannya ini gadis yang pernah aku lihat di toko buku dulu.”

Nisapun juga sama seperti Rangga, kaget melihat siapa yang menjadi tamu abahnya.

“Iya Bah...ada apa gerangan abah memanggil Nisa.”tanya Nisa sama Abah.

“Sini duduk dulu nak...”

“Ini lho nak Rangga yang abah maksut tadi, gadis yang buta melihat sesuatu yang tidak baik, tuli mendengarkan kata – kata kotor, dan pincang mengunjungi tempat – tempat yang tidak baik. Apakah nak Rangga mau dengan gadis ini??”tanya abah padaku.

“Iya bah, Rangga mau. Saya kira gadis tersebut memang tuli, buta, pincang, tapi subhanallah...”ujarku.

“Gimana Nisa...”

“Iya Bah...”Nisa menunduk malu.

“Alhamdulillah...sekarang kalian bersatulah menjadi sebuah keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Restu abah menyertaimu nak...”

Sejak itulah Rangga dan Nisa bersatu dan menjalankan sunnah Rasulullah yaitu menikah.

* * *

Rabu, 07 April 2010

SEBUAH PENANTIAN (Siklus 3)

Oleh Khoirotin Nisa IX A

Ketampanan seorang cowok itu bukan hanya di lihat sekilas dari fisicly, tapi tampan hati pun menjadi satu nilai plus yang engga’ semua orang memilikinya.

“Shadaqallahul ‘adzim…”tutupku yang baru selesai mengaji.

“Ya Allah berikanlah kemudahan bagi hamba dan keluarga hamba dalam menghadapi cobaan hidup. Tak berarti diri hamba ini menjalani hidup tanpa ridho darimu. Ya Allah berikanlah rizki, umur panjang, serta jauhkan hamba dan keluarga hamba dari segala marabahaya. Berikanlah ilmu yang bermanfaat bagi hamba serta jauhkan hamba dari segala sifat bathil. Amin…”pintaku dalam do’a malamku.

Jam baru menunjukkan 03.00 pagi. Setelah selesai sholat tahajud dan mengaji, akupun merebahkan tubuhku kembali di pembaringan.

“Ya Allah, semoga hari ini lebih baik dari pada kemaren.”gumamku meminta kepada Allah.

Kokok ayam jantan mulai bersaut – sautan tanda pagi akan segera datang. Aku bangun sejenak untuk pergi ke kamar mandi guna mengambil air wudlu untuk melaksanakan sholat subuh. Tak lupa setelah sholat, aku mengulang kembali mata kuliah yang kemarin sudah di sampaikan dan mempersiapkan mata kuliah untuk hari ini.

Ggrrrtttt…gggrrrtt…

Tiba – tiba ponsel di atas meja belajarku bergetar. Di LCD tampak ada satu pesan singkat dari sahabatku, Reza.

“Rangga, ntar pulang kuliah antar aku ke toko buku ya, ada beberapa materi kuliah yang belum aku punya.” Begitu pesan singkat dari sahabatku.

Segera aku membalas pesan darinya.

“Iya brow…”ku kirim kembali pesan dariku ke nomor Reza.

* * *

Hari ini memang hari yang cerah. Ku mulai langkahkan kakiku setapak demi setapak menuju tempat dimana aku menuntut ilmu.

Ku mulai menstater motorku menuju tempat kuliah.

Sampailah telapak kakiku menginjakkan bumi Kediri dimana tempat kuliahku berada.

“Eh bro…di cariin Anggi tuh.”suara Reza yang tak asing lagi di telinga Rangga mengagetkan.

“Siapa…??”tanyaku pura – pura engga’ dengar.

“Anggi?? masak kamu engga’ kenal toh??.”

“O…Anggi, emang ada apa nyariin aku?”tanyaku balik.

“Ya mana aku tahu.”

“Dimana dia sekarang??”tanyaku kembali pada Reza.

“Tadi sih di halaman. Tapi kalau sekarang aku engga’ tahu tuh, cewek kayak dia kan suka banget godain cowok. Awas ati – ati lho ga ntar kamu bisa di godain dia.”ujar Reza padaku.

“Ya semoga saja tidak, aku tidak akan lengah dengan godaan cewek manapun.”ujarku padanya.

“Ya semoga saja. Aku saja kalau liat pakaiannya hawanya merinding, serba mini sih…”tukasnya.

“Sssttt…engga’ baik ngomongin kejelekan orang. Pamali tau…”

“Pamali tuh makanan apa sih ga??”tanya Reza padaku.

“Aku juga engga’ tau tuh. Asal ngomong aja.”ujarku pada Reza.

Kitapun tertawa bersama.

“Yuk masuk, ntar keburu dosennya masuk duluan. Ntar kita kena marah lagi deh…”ujarku.

“Yups.”

Kamipun melangkah melewati ruangan demi ruangan sambil bercanda ria.

“Hai Rangga…”sapa cewek – cewek yang bersimpangan dengan kita.

“Hai…”sapaku kembali.

“Memang Rangga itu patut di sukai banyak cewek, selain orangnya ganteng, tajir, gaul abis, diapun juga ahli ibadah. Memang jarang banget ada cowok seperti dia.”gumam Reza dalam hati.

Tepat aku dan Reza duduk, dosen yang ngajar hari ini datang.

“Pagi anak – anak...”sapa dosen yang ngajar di kelas kami.

“Pagi...”jawab seisi ruangan serempak.

Setelah beberapa saat kemudian jam dosen kamipun selesai.

“Ga, yuk cabut sekarang aja.”ujar Reza padaku.

“Masak sekarang sih Za...??”tanyaku padanya.

“Ya sekarang lah masak tahun depan.”tukasnya.

“Ya sudah lah. Yuk. . .”

Aku dan Reza mulai mengendarai motor menuju ke tempat yang kita tuju.

“Ga kamu ikut masuk aku aja lah. Siapa tau ntar ada cewek cantik di dalam.”tukas Reza.

“Siapa juga yang mau disini nungguin kamu. Aku ikut masuk ajalah itung – itung sambil cari ilmu. Baca – baca gitu...”ujarku padanya.

Ternyata apa yang Reza katakan benar juga. Seorang gadis cantik berkrudung hijau tampak sedang membaca – baca buku bersama sahabatnya.

“Subhanallah...masih ada juga ya gadis secantik dia yang pake kerudung.”gumamku melihat kecantikan seorang gadis tersebut.

“Ssssttt...ayo ada apa sih??”ujar Reza mengagetkan. “O...ternyata teman aku yang satu ini sedang terpesona melihat gadis cantik berkrudung ijo itu toh.”

“Apa – apaan sih kamu ini.”ujarku.

“Alah...engga’ usah ngelak lagi deh Ga. Kamu pasti sedang memandang cewek cantik itu kan??”tukas Reza sambil menunjuk ke arah gadis itu. “Ternyata masih ada juga ya gadis secantik dia, pake kerudung lagi. Subhanallah...”tukasku.

“Assalamualaikum...”sapa kedua gadis itu.

“Wa’alaikumsalam...”jawabku dan Reza yang tak lama kemudian kedua gadis itu berlalu pergi.

* * *

Semenjak itu, aku masih terbayang – bayang dengan wajah cantik gadis di toko buku kemaren.

Sore ini aku dan Reza berkunjung ke Stadion Brawijaya. Kebetulan hari ini PERSIK maen lawan PERSIJA. Aku selalu berdo’a untuk kemenangan PERSIK. Banyak Persik Mania yang sangat antusias mendukung club faforitnya ini. Aku duduk di barisan paling atas bersama Reza sahabatku. Dan Alhamdulillah...PERSIK bisa memperoleh poin 3 di kandangnya sendiri. Aku bersyukur sekali club sepak bola faforitku ini bisa menang.

Jam tanganku menunjukkan waktu 17.30.

“Ga pulang sekarang yuk. Aku takut ntar di tengah jalan ujan. Mana rumahku sama rumahmu engga’ satu tujuan lagi. Kamu sih deket...kalau aku masih 25 km.”ajakku sama Reza.

“Bentar lagi lah Ga. Aku mau minta foto bareng nih sama Yongki dan Sakti pemaen idolaku.”ujar Reza.

“Iya sih aku juga pengen. Tapi langit udah mendung nih. Aku takut ntar keujanan.”

“Iya udah lah. Gimana kalau kamu nginep di rumahku aja, kan lebih deket dari sini ketimbang rumahmu.”

“Engga’ ah. Kapan – kapan aja.”

“Iya udah lah...aku foto barengnya ntar laen kali aja. Yuk...”

“Yups...”

Ternyata apa yang aku takutkan jadi kenyataan. Di tengah perjalanan hujan lebat turun. Tapi waktu sholat maghrib sudah datang. Aku memutuskan untuk berhenti di sebuah masjid yang di sampingnya terdapat pondok pesantren.


Setelah aku melaksanakan sholat, aku mendekati seorang kyai sekaligus pengasuh pondok pesantren disitu.

“Assalamualaikum...”sapaku sambil mencium tangan kyai tersebut.

“Wa’alaikumsalam...anak ini sedang dalam perjalanan tapi kehujanan ya...??”tanya kyai tersebut.

“Iya Bah...sebenarnya perjalanan mau pulang. Tapi di tengah jalah hujan turun. Apa lagi sudah menjelang sholat maghrib. Iya saya putuskan untuk sholat dulu disini sambil menunggu hujan berhenti.”terangku.

“O...panggil saja saya Bapak Khalid Hasyim. Anak ini memang sedang dalam perjalanan dari mana??

“Saya dari Stadion Brawijaya Bah...panggil saja saya Rangga.”

“O...nak Rangga.”

Kamipun sudah mulai akrab dengan perbincangan – perbinangan tadi. Tak terasa hujan berhenti.

“Bah, Rangga pamit pulang dulu ya, takut di cariin ibu. Kapan – kapan Rangga boleh donk maen kesini lagi??”tanyaku.

“Iya, nak Rangga boleh maen kesini lagi. Pintu rumah abah selalu terbuka untuk nak Rangga.”

“Assalamualaikum...”ujarku sambil mencium tangan abah.

“Wa’alaikumsalam...hati – hati nak Rangga.”

“Iya bah...”

Akupun mulai meninggalkan halaman masjid tadi dan tiba di rumah.

“Assalamualaikum...”sapaku hendak masuk rumah.

“Wa’alaikumsalam...”jawab ayah dan ibuku di ruang tengah. “Abis dari mana Ga??”tanya ayah padaku.

“Tadi sore abis nonton PERSIK di Stadion Brawijaya.”

“Kok jam segini baru pulang??”

“Iya tadi abisnya di tengah jalan hujan sih yah...ya Rangga mampir dulu di sebuah masjid yang ada pondok pesantrennya.”

“O...yang penting kamu udah sholat kan??”

“Iya pastinya lah yah...Rangga masuk dulu ya yah...”

“Iya ntar kesini lagi ayah mau ngomong sama kamu.”

“Iya yah...”

Setelah mandi dan ganti baju, aku turun ke bawah untuk menemui ayah.

“Ada apa yah tadi nyuruh Rangga turun??”

“Iya sini deket ayah dulu, Ayah mau ngomong. Sekarang kamu kan sudah besar, kapan nih kamu cari pacar. Sebentar lagi kan kamu sarjana. Kamu sudah punya acar belum??”tanya ayah.

“Belu sih yah, tapi Rangga sudah punya pandangan untuk cewek Rangga. Kemaren Rangga liat cewek itu di toko buku. Orangnya cantik banget, berkrudung juga. Tapi sayangnya Rangga tidak tahu siapa nama cewek itu, iya ntar Rangga tak cari tahu dulu siapa cewek berkrudung kemaren.”jelasku.

“Iya ayah setuju dengan ciri – ciri cewek yang kamu maksud tadi.”

“Iya makasih yah...”

* * *

Hari demi hari telah ku lalui. Tiba kini saatnya aku wisuda.


* * *

Lima bulan kemudian, aku pergi ke tempat Abah Khalid Hashim. Disana aku meminta petunjuk padanya agar dapat menemukan jodohku.

“Assalamualaikum...”sapaku hendak masuk rumah.

“Wa’alaikumsalam...”jawab Abah Hasyim dari dalam. “Mari masuk nak...”ujar Abah mempersilahkan masuk.

“Lama nak Rangga engga’ maen kesini ya, gimana kabar nak Rangga??

“Alhamdulillah Bah, Rangga sehat wal’afiat. Abah sendiri dengan keluarga??

“Iya seperti yang nak Rangga lihat. Alhamdulillah...”

“Bah, kedatangan Rangga kesini ingin meminta petunjuk sama abah, ayah dan ibu Rangga sudah pingin ngelihat Rangga punya istri. Tapi masalahnya, banyak gadis – gadis cantik tapi tidak sholat dan berkrudung. Banyak gadis – gadis yang mengumbar auratnya. Rangga ingin mencari seorang gadis yang mungkin bisa menjadi jodoh Rangga. Mungkin dengan kedatangan Rangga, abah bisa membantu Rangga.”abah Hasyim terdiam memikirkan maksud dari ucapan Rangga.

“Iya maaf nak Rangga. Tapi apakah nak Rangga mau dengan seorang gadis buta, tuli, pincang, tapi dia sholehah??”Rangga terdiam.

“Iya mungkin kalau menurut abah saya cocok dengannya, saya bersedia.”

“Apakah itu sebuah keputusan nak Rangga yang sungguh dari dalam hati nak Rangga??”

“Iya, saya bersedia bah. Kalau mungkin dia cocok sama saya, saya bersedia.”

Kemudian Abah memanggil seorang gadis dari dalam.

“Nisa...”panggil abah.

“Iya Bah...”gadis tersebutpun keluar.

Dan yang engga’ aku sangka – sangka ternyata orang yang di panggil abah itu orang yang pernah aku temui di toko buku dulu.

“Subhanallah...bukannya ini gadis yang pernah saya lihat di toko buku dulu.”

Nisapun juga sama seperti Rangga, kaget melihat siapa yang menjadi tamu abahnya.

“Iya Bah...ada apa gerangan abah memanggil Nisa.”tanya Nisa sama Abah.

“Sini duduk dulu nak...”

“Ini lho nak Rangga yang abah maksut tadi, gadis yang buta melihat sesuatu yang tidak baik, tuli mendengarkan kata – kata kotor, dan pincang mengunjungi tempat – tempat yang tidak baik. Apakah nak Rangga mau dengan gadis ini??”tanya abah padaku.

“Iya bah, Rangga mau. Saya kira gadis tersebut memang tuli, buta, pincang, tapi subhanallah...”ujarku.

“Gimana Nisa...”

“Iya Bah...”Nisa menunduk malu.

“Alhamdulillah...sekarang kalian bersatulah menjadi sebuah keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Restu abah menyertaimu nak...”

Sejak itulah Rangga dan Nisa bersatu dan menjalankan sunnah Rasulullah yaitu menikah.

* * *

Kamis, 18 Maret 2010

GUBRAK…!! (Siklus 2) (Revisi)

Oleh Khoirotin Nisa

Jam menunjukkan 09.00

Di dalam kelas terlihat Saras dan Dewi sedang asyik dalam perbincangannya. Kebetulan hari ini jam pelajaran kosong. Mereka sedang asyik memperbincangkan ”Trio Jahil” yang sangat terkenal di sekolah mereka.

” Eh Ras, kamu tahu engga’ hari ini hari apa??”tanya Dewi.

” Engga’. Memang hari apa tuh. Kayaknya engga’ ada hari nasional yang jatuh pada hari ini deh.”jawab Saras lugu.

” Memang iya sih...masak kamu engga’ tahu.”tanya Dewi meyakinkan.

” Lha memang hari apa toh. Kok kamu sampai segitunya nanyain sama aku.”ujar Saras.

” Engga’. Hari ini kan ulang tahun Zaffi, salah satu personil Trio Jahil di kelas kita. Iya kan??”ujar Dewi.

” Oh...pangeran hati mu toh. Kirain siapa.”

” Ngomong apa kamu tadi.”

” Engga’ engga’, cuma bercanda aja tadi. Lha memang ada apa dengan hari ulang tahun nya Zaffi??”tanya Saras pada Dewi.

” Ya engga’ ada apa – apa sih, Cuma pengen banget nih ngejahilin dia balik. Biar tau rasa gimana kalau di jahilin orang. Iya kan??”

” Aku satuju tuh dengan ide kamu, lha terus rencana kamu ap??"

" Ada deh...liat aja ntar."

" Yah, sampai segitunya kamu, engga' mau ngasih tau sama temen sendiri."

Waktu yang dinanti tiba juga. Bel istirahat menampakkan suaranya.

Teett....teeetttt...

Semua anak berebutan keluar. Ada yang menuju perpus, kantin, dan ada juga yang masih di kelas untuk belajar.

Tampak seorang makhluk yang sangat usil mulai menampakkan aksinya. Di tempelkannya kertas yang bertuliskan AKU ORANG GILA, JANGAN DEKATI AKU, BERBAHAYA...!!! pada punggung Dewi. Seketika anak – anak tertawa terbahak – bahak melihat tulisan di punggung Dewi.

” Ada apa sih, kok temen – temen tertawa melihatku??”tanya Dewi pada Saras.

” O...ini lho ada kertas yang di tempelin di punggung kamu.”ujar Saras sambil mengambil kertas itu.

” Pasti ini kerjaan Zaffi. Mana tuh anak. Engga’ bosen – bosen ngerjain orang.”ujar Dewi kesal.

” Alah...masak marah sih di kerjain sama pangeran hati. Engga’ salah tuh, ntar nyesel loh Wi.”ledek Saras.

” Ih...apa – apaan sih kamu ini.”ujar Dewi sambil mencubit lengan Saras.

Memang selain Dewi terkenal di kelas dan lingkungan sekolah, gadis bertubuh seksi dan berparas elok itu saat – saat ini sedang di gosipin sama Zaffi yang terkenal sebagai Trio Jahil dan pemain basket ter-keren. Engga’ heran kalau banyak cewek yang pengen di jahilin Zaffi agar bisa deket sama dia.

Siang ini Dewi berencana akan ngerjain Zaffi. Dia pergi ke ruang BP untuk mengadukan semua keusilan dia sama teman – teman. Tak lupa bisnis yang akan di laksanakannya.

” Assalamualaikum Bu...”sapa Dewi hendak masuk ruang BP.

” Wa’alaikumsalam. Masuk saja Wi.”jawab guru BP sambil mempersilahkan Dewi masuk.

” Begini bu, kan hari ini ulang tahun Zaffi. Saya sama temen – temen sepakat akan ngejahilin dia balik. karena sudah banyak korban yang sudah dia kerjai. Bagaimana menurut ibu, apa ibu juga mau membantu kita??”mohon Dewi pada guru BP.

” Iya, sekarang Dewi kembali ke kelas dulu. Serahkan semua pada ibu.”

” Terima kasih bu atas bantuannya.”ujar Dewi.

” Iya sama – sama.”

” Assalamualaikum...”.

” Wa’alaikumslam.”

Tak lama kemudian terdengar sebuah panggilan dari pengeras suara yang memanggil nama Zaffi.

” Panggilan. Kepada siswa yang bernama Zaffi Romza anak kelas XII IPA 2 harap ke ruang BP sekarang juga. Terima kasih.”

” Sana Zaff...di panggil sama BP tuh.”ujar salah seorang teman Zaffi yang juga personil Trio Jahil.

” Iya iya, ada apa ya kok aku di panggil BP segala.”

” Ya paling – paling karena keusilanmu. Iya udah sana.”kata teman Zaffi yang tak lama kemudian zaffi pergi meninggalkannya.

” Temen – temen, hari ini Zaffi ulang tahun. Memang semua ini saya yang ngerancang untuk ngerjain dia. Kalian semua mau kan membantu saya untuk melancarkan bisnisku??”tukas Dewi di depan kelas meminta persetujuan teman – teman.

” Iya...ide bagus tuh.”kata seorang teman Dewi.

Di dalam ruang BP terlihat Zaffi sedang di introgasi sama guru BP. Terlihat dari muka Zaffi dia sangat kesal karena hanya masalah sepele dia di panggil guru BP. Tak lama kemudian panggilan untuk Dewi. Dewi pun segera ke ruang BP.

” Assalamualaikum Bu.”

” Wa’alaikumsalam...”jawab guru BP dan Zaffi serempak.

” Duduk dulu Wi. Ibu mau ke kantor dulu. Kalian jangan kemana – mana sebelum Ibu kembali.”ujar guru BP.

” Iya bu...”ujar Dewi dan Zaffi serempak.

” Wi kamu toh yang ngadu sama BP tentang kejahilanku??”tanya Zaffi pada Dewi.

” Siapa juga yang ngadu. Kayak engga’ ada kerjaan aja.”kata Dewi kesal.

” Lha terus siapa kalau bukan kamu. Cewek terakhir yang aku jahilin kan kamu.”tukas Zaffi kesal.

” Iya memang ada yang ngadu sama BP, tapi apa harus aku yang kamu tuduh?? Bukannya banyak banget cewek yang hari ini kamu jahilin.”ujar Dewi.

” Alah...engga’ usah ngelak deh. Jujur aja engga’ usah bohong.”bentak Zaffi.

” Apa – apaan sih kamu ini Zaff...beraninya cuma sama cewek. Banci loe.”ujar Dewi kesal melihat Zaffi membentaknya.

Seketika semua teman dan guru BP masuk mengagetkan Dewi dan Zaffi yang sedang adu mulut. Mereka menyanyikan lagu HAPPY BIRHT DAY buat Zaffi. Tampak butiran air bening di kelopak mata Zaffi menetes jatuh.

Dewi keluar menuju kelas bermaksud mengambil kado buat Zaffi. Setelah sampai di depan pintu, teman – teman menyoraki Dewi.

” Yah...dapet kado nih dari sang pujaan hati. Bagi – bagi dong Zaff...”ledek salah seorang teman Zaffi.

” Apa – apaan sih kalian ini. Ada apa – apa sedikit langsung gempar. Kebiasaan deh...”.ujar Dewi.

Dewi melangkah menuju Zaffi.

” Zaff...met ultah ya, sory kalau aku dah bikin kamu jengkel. Memang yang ngadu sama BP tadi aku. Kamu engga’ marah to Zaff??”ujar Dewi sambil memberikan kado di tangan Dewi pada Zaffi.

” Aku engga’ marah kok Wi...ngapain juga aku marah sama cewek yang aku suka, engga’ ada untungnya juga kan?? Tadi sebenernya aku juga engga’ tega bentak – bentak kamu kayak gitu.”tukas Zaffi.

” Kamu tadi bilang apa zaff??”

” Aku bilang kalau aku suka sama kamu. Emang engga’ boleh toh Wi kalau aku bicara kayak gini sama kamu. Apakah aku terlalu lancang ngungkapin ini sama kamu??”ujar Zaffi meyakinkan Dewi.

” Engga’ kok Zaff...”

” Ehhmmm...ehhmm...!! zaffi nih ye, seorang Trio Jahil jatuh cinta?? Apa kata dunia.”kata Frans sahabat Zaffi.

” Emang ada undang – undang yang engga’ memperbolehkan jatuh cinta sama Dewi, engga’ kan??”tanya Zaffi.

” Iya iya...”tukas Frans.

” Gimana Wi dengan ungkapan perasaanku tadi. Apa kamu membuka hatimu untuk ku isi hari – harimu bersamaku??”tanya Zaffi.

Dewi mengangguk menyembunyikan rona merah di wajahnya.

” Jadi...??”tanya Zaffi tak sabar.

” Aku mau membuka hatiku untukmu Zaffi.”ujar Dewi malu – malu.

” Gubrak...!!!”ujar semua orang yang berada di ruang BP.


Semua tertawa bersama dan bersuka ria atas keberhasilan Zaffi dan ulang tahunnya.

GUBRAK…!! (Siklus 2)

Oleh Khoirotin Nisa IX A


Jam menunjukkan 09.00

Di dalam kelas terlihat Saras dan Dewi sedang asyik dalam perbincangannya. Kebetulan hari ini jam pelajaran kosong. Mereka sedang asyik memperbincangkan ”Trio Jahil” yang sangat terkenal di sekolah mereka.

” Eh Ras, kamu tahu engga’ hari ini hari apa??”tanya Dewi.

” Engga’. Memang hari apa tuh. Kayaknya engga’ ada hari nasional yang jatuh pada hari ini deh.”jawab Saras lugu.

” Memang iya sih...masak kamu engga’ tahu.”tanya Dewi meyakinkan.

” Lha memang hari apa toh. Kok kamu sampai segitunya nanyain sama aku.”ujar Saras.

” Engga’. Hari ini kan ulang tahun Zaffi, salah satu personil Trio Jahil di kelas kita. Iya kan??”ujar Dewi.

” Oh...pangeran hati mu toh. Kirain siapa.”

” Ngomong apa kamu tadi.”

” Engga’ engga’, cuma bercanda aja tadi. Lha memang ada apa dengan hari ulang tahun nya Zaffi??”tanya Saras pada Dewi.

” Ya engga’ ada apa – apa sih, Cuma pengen banget nih ngejahilin dia balik. Biar tau rasa gimana kalau di jahilin orang. Iya kan??”

” Aku satuju tuh dengan ide kamu.”

Waktu yang dinanti tiba juga. Bel istirahat menampakkan suaranya.

Teett....teeetttt...

Semua anak berebutan keluar. Ada yang menuju perpus, kantin, dan ada juga yang masih di kelas untuk belajar.

Tampak seorang makhluk yang sangat usil mulai menampakkan aksinya. Di tempelkannya kertas yang bertuliskan AKU ORANG GILA, JANGAN DEKATI AKU, BERBAHAYA...!!! pada punggung Dewi. Seketika anak – anak tertawa terbahak – bahak melihat tulisan di punggung Dewi.

” Ada apa sih, kok temen – temen tertawa melihatku??”tanya Dewi pada Saras.

” O...ini lho ada kertas yang di tempelin di punggung kamu.”ujar Saras sambil mengambil kertas itu.

” Pasti ini kerjaan Zaffi. Mana tuh anak. Engga’ bosen – bosen ngerjain orang.”ujar Dewi kesal.

” Alah...masak marah sih di kerjain sama pangeran hati. Engga’ salah tuh.”ledek Saras.

” Ih...apa – apaan sih kamu ini.”ujar Dewi sambil mencubit lengan Saras.

Memang selain Dewi terkenal di kelas dan lingkungan sekolah, gadis bertubuh seksi dan berparas elok itu saat – saat ini sedang di gosipin sama Zaffi yang terkenal sebagai Trio Jahil dan pemain basket ter-keren. Engga’ heran kalau banyak cewek yang pengen di jahilin Zaffi agar bisa deket sama dia.

Siang ini Dewi berencana akan ngerjain Zaffi. Dia pergi ke ruang BP untuk mengadukan semua keusilan dia sama teman – teman. Tak lupa bisnis yang akan di laksanakannya.

” Assalamualaikum Bu...”sapa Dewi hendak masuk ruang BP.

” Wa’alaikumsalam. Masuk saja Wi.”jawab guru BP sambil mempersilahkan Dewi masuk.

” Begini bu, kan hari ini ulang tahun Zaffi. Saya sama temen – temen sepakat akan ngejahilin dia balik. karena sudah banyak korban yang sudah dia kerjai. Bagaimana menurut ibu, apa ibu juga mau membantu kita??”mohon Dewi pada guru BP.

” Iya, sekarang kamu kembali ke kelas dulu. Serahkan semua pada ibu.”

” Terima kasih bu atas bantuannya.”ujar Dewi.

” Iya sama – sama.”

” Assalamualaikum...”.

” Wa’alaikumslam.”

Tak lama kemudian terdengar sebuah panggilan dari pengeras suara yang memanggil nama Zaffi.

” Panggilan. Kepada siswa yang bernama Zaffi Romza anak kelas XII IPA 2 harap ke ruang BP sekarang juga. Terima kasih.”

” Sana Zaff...di panggil sama BP tuh.”ujar salah seorang teman Zaffi yang juga personil Trio Jahil.

” Iya iya, ada apa ya kok aku di panggil BP segala.”

” Ya paling – paling karena keusilanmu. Iya udah sana.”kata teman Zaffi yang tak lama kemudian zaffi meninggalkannya.

” Temen – temen, hari ini Zaffi ulang tahun. Memang semua ini saya yang ngerancang untuk ngerjain dia. Kalian semua mau toh membantu saya untuk melancarkan bisnisku??”tukas Dewi di depan kelas meminta persetujuan teman – teman.

” Iya...ide bagus tuh.”kata seorang teman Dewi.

Di dalam ruang BP terlihat Zaffi sedang di introgasi sama guru BP. Terlihat dari muka Zaffi dia sangat kesal karena hanya masalah sepele dia di panggil guru BP. Tak lama kemudian panggilan untuk Dewi. Dewi pun segera ke ruang BP.

” Assalamualaikum Bu.”

” Wa’alaikumsalam...”jawab guru BP dan Zaffi serempak.

” Duduk dulu Wi. Ibu mau ke kantor dulu. Kalian jangan kemana – mana sebelum Ibu kembali.”ujar guru BP.

” Iya bu...”ujar Dewi dan Zaffi serempak.

” Wi kamu toh yang ngadu sama BP tentang kejahilanku??”tanya Zaffi pada Dewi.

” Siapa juga yang ngadu. Kayak engga’ ada kerjaan aja.”kata Dewi kesal.

” Lha terus siapa kalau bukan kamu. Cewek terakhir yang aku jahilin kan kamu.”tukas Zaffi kesal.

” Iya memang ada yang ngadu sama BP, tapi apa harus aku yang kamu tuduh?? Bukannya banyak banget cewek yang hari ini kamu jahilin.”ujar Dewi.

” Alah...engga’ usah ngelak deh. Jujur aja engga’ usah bohong.”bentak Zaffi.

” Apa – apaan sih kamu ini Zaff...beraninya cuma sama cewek. Banci loe.”ujar Dewi kesal melihat Zaffi membentaknya.

Seketika semua teman dan guru BP masuk mengagetkan Dewi dan Zaffi yang sedang adu mulut. Mereka menyanyikan lagu HAPPY BIRHT DAY buat Zaffi. Tampak butiran air bening di kelopak mata Zaffi menetes jatuh.

Dewi keluar menuju kelas bermaksud mengambil kado buat Zaffi. Setelah sampai di depan pintu, teman – teman menyoraki Dewi.

” Yah...dapet kado nih dari sang pujaan hati. Bagi – bagi dong Zaff...”ledek salah seorang teman Zaffi.

” Apa – apaan sih kalian ini. Ada apa – apa sedikit langsung gempar. Kebiasaan deh...”.ujar Dewi.

Dewi melangkah menuju Zaffi.

” Zaff...met ultah ya, sory kalau aku dah bikin kamu jengkel. Memang yang ngadu sama BP tadi aku. Kamu engga’ marah to Zaff??”ujar Dewi sambil memberikan kado di tangan Dewi pada Zaffi.

” Aku engga’ marah kok Wi...ngapain juga aku marah sama cewek yang aku suka, engga’ ada untungnya juga kan?? Tadi sebenernya aku juga engga’ tega bentak – bentak kamu kayak gitu.”tukas Zaffi.

” Kamu tadi bilang apa zaff??”

” Aku bilang kalau aku suka sama kamu. Emang engga’ boleh toh Wi kalau aku bicara kayak gini sama kamu. Apakah aku terlalu lancang ngungkapin ini sama kamu??”ujar Zaffi meyakinkan Dewi.

” Engga’ kok Zaff...”

” Ehhmmm...ehhmm...!! zaffi nih ye, seorang Trio Jahil jatuh cinta?? Apa kata dunia.”kata Frans sahabat Zaffi.

” Emang ada undang – undang yang engga’ memperbolehkan jatuh cinta sama Dewi, engga’ kan??”tanya Zaffi.

” Iya iya...”tukas Frans.

” Gimana Wi dengan ungkapan perasaanku tadi. Apa kamu membuka hatimu untuk ku isi hari – harimu bersamaku??”tanya Zaffi.

Dewi mengangguk menyembunyikan rona merah di wajahnya.

” Jadi...??”tanya Zaffi tak sabar.

” Aku mau membuka hatiku untukmu Zaffi.”ujar Dewi malu – malu.

” Gubrak...!!!”ujar semua orang yang berada di ruang BP.